Rapat Pleno ini adalah pertemuan pertama semua panitia untuk menjelaskan program pembangunan pastoran dan gereja dan sekaligus membahas tugas dan tanggung jawab masing-masing seksi. Selain itu untuk mendapatkan masukan dan ide dari panitia pembangunan.

Program pembangunan dipresentasikan oleh Pak Erwin Anggianto, ada beberapa hal yang perlu menjadi bahan masukan didalam pelaksanaan pembangunan, antara lain :

• design gereja hendaknya mempertimbangkan pemanfaaan udara dari luar, jika AC tidak dapat beroperasi atau penghematan biaya
• design gereja hendaknya dibuat lebih sakral (tidak berkesan seperti mall)
• anggaran perizinan dimasukkan dalam budget pembangunan
• dipertimbangkan dibuat rumah lonceng
• design gereja hendaknya mengandung nilai seni
• design gereja hendaknya mempertimbangkan akses pintu keluar sebagai antisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan didalam gereja, misalnya jika terjadi kebakaran.
• perlu dilakukan uji tanah pada bangunan gereja lama untuk mengetahui karakteristik tanah, sebagai bahan pertimbangan apakah gereja lama perlu dipertahankan atau dikembangkan.
• jika nantinya gereja lama akan dialihfungsikan atau tidak dipakai lagi, hendaknya melalui diskusi yang matang dengan berbagai macam pertimbangan.

Beberapa hal yang disampaikan oleh Dewan Paroki mengenai alasan Pembangunan Gereja :

• Daya tampung gereja saat ini hanya 400 orang, saat ini misa dihadiri sekitar 700 orang. Pada hari-hari besar dihadiri sekitar 1700 orang (seperti Kamis Putih, Jumat Agung, dll)
• Saat ini banyak umat yang duduk disekitar luar gereja (teras) ketika mengikuti misa sehingga kurang memberikan kenyamanan & kesakralan
• Jumlah umat saat ini sekitar 2070 orang
• Jarak antara bangku sangat rapat
• Bentuk gereja saat ini begitu sederhana
• Umur gereja yang sudah tua, dibangun sekitar tahun 1947
• Untuk memberikan fasilitas yang memadai bagi umat dan kategorial (saat ini ada sekitar 9 kring dan 15 kelompok kategorial).
• Sebagai antisipasi meningkatnya jumlah umat dikemudian hari
• Nilai uang kas paroki saat ini akan mengalami penyusutan akibat inflasi, sehingga lebih baik bila secepatnya digunakan.
• Hal ini dinilai lebih hemat, efisien dan efektif daripada merenovasi gereja yang sekarang dan kemudian membangun gereja yang baru di waktu kemudian.

Adapun latar belakang persetujuan Pembangunan Pastoran adalah :

• Bangunan pastoran sudah tua dan minim fasilitas.
• Meningkatkan kenyamanan bagi penghuni pastoran.
• Bangunan sekarang sudah mulai retak dan bocor.
• Daya tampung sangat terbatas, hanya tersedia satu kamar untuk pastor tamu. Padahal pastoran ini sangat sering digunakan sebagai tempat transit oleh biarawan saat di Balikpapan.

Berdasarkan alasan tersebut maka disepakati Pembangunan Pastoran dan Gereja dapat dilanjutkan. Proposal pembangunan ini juga telah disetujui oleh Keuskupan Agung Samarinda.