Hari Rabu tanggal 17 Februari yang baru lalu, adalah Hari Rabu Abu, yaitu hari dimana Gereja Katolik memulai suatu masa khusus yang disebut masa Pra Paskah, masa untuk mempersiapkan kehidupan rohani kita untuk rnenyambut Hari Raya Paskah, yaitu Hari Raya Kebangkitan Tuhan Yesus. Dalam setiap masa Pra Paskah Bunda kita Gereja Katolik yang kudus selalu minta, supaya kita meluruskan kembali jalan hidup kita yang sudah salah arah, yang tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai dan jalan serta kehendak Tuhan, (bdk. Mat 3:2-3), dan mengarahkan hidup kita untuk memperjuangkan nilai-nilai kesejatian dalam hidup berkeluarga serta keadilan dan perdamaian.
Dalam masa Pra Paskah tahun 2010 ini secara khusus kita diminta untuk mengarahkan semangat dan jalan hidup kita pada nilai-nilai: Pertama, untuk menjadi Pejuang Keadilan Dan Perdamaian di Bumi Kalimantan, yang Kedua, Memberdayakan nilai-nilai Kesejatian Hidup dalam Keluarga.
1. Menjadi Pejuang Keadilan dan Perdamaian di Kalimantan.
Saudara-saudari seiman yang dicintai Kristus.
Menjadi pejuang keadilan dan perdamaian di bumi Kalimantan, adalah panggilan Tuhan untuk membiarkan diri kita dipimpin oleh Roh Kudus sehingga kita mampu terus menerus melaksanakan kehendak Allah dalam hidup kita yang nyata.
Adapun keinginan Roh Kudus yang konkrit bagi kita yang hidup di bumi Kalimantan ini adalah:
a. Supaya kita membawa damai dan keadilan bagi semua orang yang berada bersama dengan kita. Hal ini sangat penting, karena di dalam masyarakat kita masih banyak hal yang memicu ketidakadilan, memicu konflik, kecemburuan sosial, perkelahian, dan saling membunuh. Semua unsur ini akan menjadikan kita tidak bisa hidup damai dan hidup adil.
b. Meneruskan karya Yesus, yang selalu dibimbing dan diurapi oleh Roh Kudus untuk membawa pembebasan bagi para tawanan, menyembuhan orang sakit, memberi makanan kepada yang lapar, memberi pakaian bagi orang miskin, serta menghibur orang yang tengah berduka dan putus asa. (bdk. Mat. 25:35-36).
c. Berbuat seperti yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus, supaya kita bisa menerima kepenuhan Roh Kudus. Untuk itu diperlukan metanoia atau pertobatan yang sungguh dan nyata, yang nampak dalam sikap dan tindakan, yaitu selalu hidup rukun dan damai, serta menggunakan kesempatan doa dan ibadat khusus untuk masa pantang dan puasa tahun 2010 ini dengan sebaik-baiknya.
Hidup rukun dan damai dalam masyarakat mesti dinyatakan dengan tiga cara.
1) Berdamai dengan Tuhan, yang di nyatakan dengan sikap menyadari, menyesali, bertobat dan mengakui semua dosa dan kesalahan kita melalul Sakramen Tobat
2) Berdamai dengan sesama manusia, dengan saling memaafkan dan saling menghormati disertai dengan perbuatan belaskasihan kepada orang lain, terlebih kepada mereka yang susah, menderita dan tertindas, seperti yang dicontohkan oleh Tuhan Yesus menjadi Pejuang dan Pembela orang yang lemah.
3) Berdamai dengan alam dan membela kelestariannya.
Sebagaimana Tuhan menciptakan alam semesta, dan Allah melihat semuanya balk adanya, maka alam harus menjadi tempat yang membahagiakan dan menyelamatkan manusia, bukan menjadi sumber bencana yang menyengsarakan manusia. Untuk itu kita aktif terlibat dalam:
a) Gerakan membela dan melestarikan alam
b) Gerakan membela dan memperjuangkan keadilan atas hak rakyat yang tersingkir akibat penggusuran lahan yang menjadi sumber hidupnya.
c) Usaha yang mendesak pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil langkah-langkah memulihkan kembali kerusakan lahan akibat pembukaan areal pertambangan dan perkebunan yang tidak menghiraukan hukum adat dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Memberdayakan Kesejatian Hidup dalam Keluarga.
Saudara-saudari seiman.
Yang dimaksudkan dengan kesejatian hidup dalam keluarga adalah:
a. Kesadaran bahwa setiap keluarga sesungguhnya dibentuk oleh Allah sendiri. Artinya, cintakasih illahi milik Allah sendirilah yang sesungguhnya mempersatukan dan mengikat cinta kasih insani seorang pria dengan seorang wanita, sehingga cinta kasih yang mempersatukan dan mengikat mereka berdua adalah kudus, dan sekaligus menjadikan mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
b. Karena persatuan mereka diikat oleh Allah dengan cintakasih illahi-Nya sendiri, maka persatuan mereka tidak boleh dipisahkan oleh siapapun, kecuali atas kehendak Allah sendiri, melalui kematian salah seorang atau kedua-dua-nya, (bdk.Mat 19:6).
Pada jaman ini, kesejatian hidup dalam keluarga mengalami berbagai macam tantangan, misalnya:
a. Perselingkuhan yang menodai kesucian dan mengancam ikatan kesatuan perkawinan.
b. Pandangan yana keliru dan menyesatkan tentang hakekat, tujuan dan sifat perkawinan.
c. Keluhuran Nilai sakramental perkawinan yang tidak dihargai sebagaimana mestinya.
d. Kekeliruan dalam menghayati perkawinan di mana pasangannya lebih dilihat dan diperlakukan sebagai pemuas nafsu daripada sebagai teman hidup yang merupakan berkat dan karunia Tuhan.
Maka memberdayakan kesejatian hidup dalam keluarga, berarti setiap keluarga Katollk harus berusaha untuk menghayati arti yang benar dari sebuah perkawinan dengan cara, misalnya:
a. Menanamkan pengertian yang benar mengenai arti perkawinan mulai dari usia dini.
b. Menghayati nilai-nilai kristiani dalam hidup keluarga, khususnya iman, harapan dan kasih.
c. Menjadikan keluarga sebagai ruang bersahabat bagi pembentukan dan pendidikan yang sehat, unggul, terpercaya dan bertanggungjawab.
d. Membina hubungan mesra antaranggota keluarga sebagai Gereja Mini sebagaimana gambaran hubungan Allah dengan manusia.
e. Mengembangkan sikap dan perilaku suka bekerjasama dengan keluarga lain, guna membangun jarlngan hidup menggereja dan memasyarakat seturut kehendak Allah.
f. Doa bersama dalam keluarga. Untuk bisa berdoa bersama dalam keluarga, maka faktor satu iman bagi suami isteri sangatlah penting.
Saudara-saudari seiman umat katolik Keuskupan Agung Samarinda yang terkasih.
Sebagaimana biasa, setiap APP, selalu disertai dengan pengumpulan dana APP. Dana APP Tahun lalu sebesar Rp. 445,204,300,- sudah disalurkan 30% ke KWI dan 70% dipergunakan sesuai peruntukan yang telah ditetapkan dalam wilayah Keuskupan Agung Samarinda. Atas kerelaan umat untuk membantu orang lain, Saya ucapkan banyak terima kasih.
Sedangkan hasil Dana APP tahun ini akan digunakan untuk:
1. Asrama Puteri Tering
2. Asra ma Putra-putri Ujoh Bilang
3. Asrma Putra Long Ikis
4. Asrama Putri Dahor
Demikianlah Surat Gembala ini kami tulis untuk dijadikan pendorong bagi kita semua untuk menjadi pejuang keadilan dan perdamaian di dalam masyarakat di bumi Kalimantan serta untuk semakin memberdayakan kesejatian hidup dalam berkeluarga kita masing-masing.
Samarinda, 22 Februari 2010
Keuskupan Agung Samarinda.
Dengan Berkat dan Rahmat Allah yang Mahakuasa
Mgr. Sului Florentinus, MSF
Uskup