Kegiatan Kategorial

WKRI : Pergilah Kalian Diutus

Diterbitkan pada 20 Maret 2022
Ditulis oleh Komsos St Theresia

 

WKRI cabang St Theresia Prapatan (Spartan) mengadakan rekoleksi di Stasi Argosari, Paroki St Klemens-Sepinggan-Balikpapan, pada Minggu, 20/3/2022). Tema rekoleksi yang dibawakan oleh pastor Tarsy  Asmat MSF adalah “Pergilah kalian diutus”. WKRI diajak berani bersaksi di tengah masyarakat  demi menghadirkan tanda keselamatan Allah.  

 

 

 

Kerasulan Tata Dunia

 

Kerasulan tata dunia merupakan peran yang khas dari kaum awam. Lumen Gentium (LG)  31 menegaskan peran kaum awam Katolik yaitu :mencari Kerajaan Allah dengan mengusahakan hal-hal duniawi dan mengaturnya sesuai dengan kehendak Allah. Mereka hidup dalam dunia, yakni dalam semua dan tiap jabatan serta kegiatan unia. Mereka dipanggil Allah menjalankan tugas khasnya dan dibimbing oleh semangat Injil. Mereka dapat menguduskan dunia dari dalam laksana ragi.

 

WKRI merupakan salah satu ormas awam Katolik yang usianya cukup tua di negeri ini. Sebagai Ormas mereka dipanggil untuk terlibat aktif dalam kerasulan tata dunia. Dalam rekoleksi singkat ini, Pastor Tarsy menekan peran yang unik dari WKRI yaitu menunjukan wajah Tuhan di tengah masyarakat plural.

 

Berbeda dengan ormas atau LSM, WKRI memiliki semangat injil, bukan hanya aktivisme semata saja. Atau dengan kata lain WKRI perlu menyeimbangkan antara kerasulan internal yaitu terlibat aktif dalam reksa pastoral Gereja dengan tugasnya sebagai Organisasi Masyarakat.

 

Spiritualitas dan iman Katolik harus diterjemahkan kedalam karya dan aksi konkret atau sering disebut dari altar ke pasar. Tugas mengkonkretkan ajaran iman dan semangat iman Kristiani inilah bagian penting dari karya Ormas-ormas Katolik seperti WKRI misalnya aksi perjuangan keadilan, pemberdayaan kaum perempuan dan anak, dan masalah sosial lainnya.

 

 

 

Membaca Dunia

 

Untuk terlibat aktif di tengah dunia, pastor Tarsy mengajak para WKRI mampu membaca dunia. Salah satu cara membaca dunia ialah dengan metode ajaran Sosial Gereja yaitu melihat (see), mengevaluasi (Judge) dan bertindak (act). Melihat berarti menganalisa masalah sosial. Apa yang terjadi di tengah masyarakat, apa fenomenanya? apa penyebabnya?

 

Setelah melihat masalah sosialnya, kemudian masalah tersebut perlu dievaluasi bersama (judge). Misalnya dibentuklah FGD (focus group discussion) atau diskusi kelompok. Atau WKRI mengundang pakar atau ahli dalam bidang dan permasalahan tersebut.

 

Setelah paham betul terhadap persoalan di tengah masyarakat barulah mengambil tindakan kristiani yaitu karitas atau perjuangan keadilan. Cara ini sederhana tetapi membutuh sumberdaya manusia yang cukup membantu untuk dikerjakan.

 

“Pertama kali saya mengikuti WKRI karena ajakan senior. Tetapi lambat laun saya terlibat aktif dalam WKRI dan tugas pelayanan Gereja. Keterlibatan dalam WKRI merupakan bagian dari persembahan hidup, sehingga saya tidak memiliki beban untuk mengikuti kegiatan-kegiatan WKRI dan kegaiatan gereja” Sharing Bu Dian salah satu anggota WKRI Spartan.

 

“Tergabung dalam organisasi kita harus focus pada tujuan organisasi, bukan pada orang perorangan. Sebab dalam berorganisasi pasti ada perbedaan pendapat, pasti ada ketegangan. Tetapi persoalan antar pribadi tidak membuat kita harus muntaber (mundur tanpa berita). Semoga WKRI Spartan tetap semangat dan semakin maju dalam tugas perutusannya”, demikian pastor Tarsy mengakhiri sesi sharing dari rekoleksi ini.