Kalender Kegiatan

No events
May 2024
S M T W T F S
28 29 30 1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31 1

Login Pengguna

Artikel

Yesus Dipersembahkan di Kenisah

Diterbitkan pada 25 Februari 2011

Keluarga-keluarga Yahudi melaksanakan beberapa upacara tidak lama setelah kelahiran anak sulung laki-laki, yaitu penyunatan, penebusan sang bayi, pemurnian sang ibu. Pada waktu Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Bait Allah guna melaksanakan rituale yang kedua dan ketiga, mereka bertemu dengan Simeon dan Hana – dua orang tua yang menjalani hidup doa terus-menerus dalam antisipasi penuh hasrat akan kedatangan Mesias. Baik Simeon maupun Hana dibimbing oleh Roh Kudus agar mampu mengenali Yesus dan kemudian bersukacita melihat janji-janji Allah dipenuhi dalam diri Anak ini.

Empat puluh hari setelah kelahiran Yesus, kita memperingati peristiwa Yesus dipersembahkan kepada Allah di kenisah Yerusalem. Peristiwa ini terjadi sesuai dengan tuntutan Hukum Taurat Musa: " Setiap anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah pada hari ke-40". Yusuf dan Maria menepati hukum itu. Mereka datang dengan membawa serta sepasang burung merpati se-bagai persembahan seturut adat Yahudi. Dengan bertindak demikian mereka tidak saja berusaha memenuhi hukum Tuhan, tetapi juga mau memberi teladan bagi kita dalam hal ketaatan pada hukum: hukum Tuhan, hukum Gereja dan hukum Negara.

 

Sesuai dengan kebiasaan, Maria menyerahkan Yesus, anaknya kepada imam yang bertugas yang nantinya akan meletakkan Yesus di atas altar Tuhan sebagai korban persembahan kepada Allah. Sedangkan Yusuf membawa dua ekor merpati itu dan memberikannya kepada imam untuk dikorbankan sebagai pengganti Yesus. Setelah merpati itu dikorbankan, Yesus diserahkan kembali kepada orang-tuanya. Persembahan anak laki-laki sulung kepada Tuhan merupakan suatu tindakan iman untuk menyatakan bahwa anak itu sesungguhnya adalah karunia Tuhan. Maka tindakan Maria dan Yusuf tidak hanya menunjukkan bahwa mereka mau menaati Hukum Taurat Musa tetapi juga mau menunjukkan imannya kepada Allah sebagai pemberi Yesus. Peristiwa persembahan Yesus di kenisah bukanlah peristiwa biasa seperti yang terjadi atas semua anak sulung orang Israel. Peristiwa itu adalah suatu peristiwa 'keselamatan' karena terjadi atas Pribadi Putera Allah sendiri yang akan menentukan sejarah dunia. Kedatangan Simeon dan Hana ke kenisah Allah atas dorongan Roh Kudus membuktikan secara lebih tandas lagi makna peristiwa itu. Mereka datang untuk bertemu dan menyaksikan sendiri Sang Mesias yang dijanjikan Allah sebagai Penebus umat manusia.

Dalam suatu nubuatan, Simeon berkata kepada Maria, bahwa Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkit-kan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwa Maria sendiri – supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang (lihat Luk 2:35-36). Dari pengalamannya Simeon mengetahui bahwa pernyataan kasih Allah akan membawa serta dengannya suatu pengungkapan dosa manusia yang menusuk hati dan menyedihkan. Sekarang, Maria pun sungguh bersedih hati melihat bahwa dosa ini memanifestasikan dirinya dalam oposisi yang mengandung kekerasan.
Seperti terjadi dengan Simeon, demikian pula akan terjadi dengan diri kita. Dengan pernyataan Kristus dalam diri kita, kita akan mampu melihat kegelapan yang ada dalam hati kita dengan lebih jelas. Di bawah pencerahan Roh-Nya, kita akan melihat kecenderungan dalam diri kita untuk memusatkan segenap perhatian kita atas hal-ikhwal dunia ini dan mencampakkan janji-janji Kerajaan-Nya. Selagi kita merenungkan kebaikan Allah, kita akan mulai melihat betapa kita sungguh membutuhkan belaskasihan Yesus, dan kita akan bersukacita bahwa belaskasihan-Nya dicurahkan ke atas diri kita dengan melimpah. Kita pun mulai merindukan lebih lagi Roh Kudus, agar supaya segala oposisi terhadap Allah yang ada di dalam diri kita dapat sungguh dibuang.

Kerinduan Simeon dan Hana akan kedatangan Mesias membawa mereka kepada suatu pengalaman padang gurun. Bapa surgawi juga menghendaki agar hal serupa terjadi pada diri kita – bukan untuk membuat kita jatuh ke dalam depresi, tetapi untuk membawa kita kepada kebebasan yang lebih besar. Allah ingin mengangkat jiwa kita ke dalam ‘dunia atau alam yang tanpa batas’  sehingga kita dapat mengalami kemuliaan-Nya dan menjadi seorang ‘ciptaan baru’. Dia rindu sekali untuk membersihkan diri kita dari dosa dan memenuhinya dengan segala hal yang baik. Pada hari ‘Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah’ ini, marilah kita menyerahkan hati kita kepada Yesus dan mohon dari Dia agar menyatakan kasih-Nya kepada kita secara lebih mendalam lagi.

DOA: Bapa surgawi, terima kasih kepada-Mu karena Engkau sudi mengutus Putera-Mu ke dalam dunia kami yang sebagian besar berada dalam situasi yang menyedihkan. Dengan kedatangan-Nya, kami telah menerima sukacita dan pengharapan, damai-sejahtera, dan penghiburan. Semoga setiap orang berkehendak baik yang datang ke hadapan hadirat-Mu memperoleh penghiburan karena menjadi mengenal dan mengalami Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Amin. (F.X. Indrapradja, OFS)

Share

Berlangganan Warta

Silakan masukkan Nama dan Email untuk berlangganan Warta dari website secara teratur.


Receive HTML?

Informasi Umum

Misa Mingguan


Minggu 08:00 dan 17:30

Misa Harian

Senin-Jumat 17:30 (Sementara Off)

Alamat Surat
Paroki Santa Theresia Balikpapan
 
Jalan Prapatan RT 23 No 1A 
Telpon 0542-421952 
Balikpapan

Pastor Paroki:
P. Frans Huvang Hurang MSF

Pastor Rekan:
P. Tarsy Asmat MSF