Kalender Kegiatan

No events
May 2024
S M T W T F S
28 29 30 1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31 1

Login Pengguna

Artikel

Yakub: Bergulat Dengan Allah dan Manusia

Diterbitkan pada 30 Agustus 2009
Ditulis oleh P. Sinnema MSF

Pada saat ini, kita merayakan bulan Kitab Suci Nasional dengan tema: "Yakub, bergulat dengan Allah dan manusia". Mengapa mengambil tema ini? Karena Yakub adalah seorang bapa bangsa yang sangat memainkan peranan penting sesudah tokoh Abraham. Dalam penampakan-Nya kepada Musa, Allah menyatakan diri: "Akulah Allah Abraham, Allah Isaak dan Allah Yakub". Yakub menjadi bapa bagi suku-suku Israel. Nama Yakub berganti menjadi Israel setelah ia bergulat dan menang atas penyerang yang tak dikenal. Di balik keindahan kisah yang telah diatur dalam tata kata, alur kisah yang penuh dengan ketegangan dan konflik-konflik antar para tokohnya, tema Yakub juga memuat teologi panggilan yang dalam. Di satu pihak panggilan adalah anugerah cuma-cuma dari Allah. Di lain pihak, berkat itu harus diperjuangkan. Kisah-kisah dalam tema Yakub menunjukkan bahwa kedua aspek itu berjalan bersama-sama. Yakub digambarkan sebagai tokoh yang berjuang dengan menggunakan kemampuan akalnya untuk menjadi orang yang diberkati. Mengherankan, Allah terus memberkati Yakub dengan berkah yang berlimpah-limpah.

Ketika orang memiliki cita-cita, biasanya ia akan memperjuangkan cita cita itu dengan penuh semangat. Cita-cita itu akan ia rumuskan, dan ia akan membuat langkah-Iangkah seiring berjalannya waktu untuk mewujudkannya. Ia makin bersemangat untuk memperjuangkannya, ketika mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Meskipun ia belum mengetahui apa jadinya cita-cita itu, dan apakah memang benar-benar akan terwujud, ia dengan mantap akan maju selangkah demi selangkah dengan perencanaan dan strategi yang cermat. Gambaran cita-cita dan perencanaan yang baik akan memacu semangat dan daya tahan, serta gelora jiwa untuk berjuang terus menerus. Ia akan mempedulikan setiap perkara hanya demi citacitanya. Perhatian orang itu hanya akan terpusat pada cita-citanya belaka.

Orang yang normal pasti memiliki cita-cita. Jika orang tidak bercitacita, ia harus melatih diri agar bisa merumuskan cita-cita, serta membuat perencanaan yang baik. Yakub melaksanakan rencana untuk mewujudkan cita-citanya yakni memperoleh hak kesulungan. Ia memperjuangkan dengan segala upaya, karena tahu bahwa citacitanya baik dan benar yakni mengambil alih hak kesulungan dari Esau kakanya yang meremehkan hak kesulungan yang penting bagi masa depan bangsa tersebut. Perencanaan yang kita buat, harus mengacu pada cita-cita luhur seperti yang dibuat oleh Yakub dengan dukungan Ribka.

Cita-cita dan rencana serta cara untuk meraihnya harus dikonsultasikan kepada orang-orang lain termasuk dengan Tuhan sendiri melalui ajaran Gereja Katolik. Yang jelas, cita-cita itu haruslah benar dan baik, tidak bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik. Yakub dan Ribka mengetahui bahwa Esau meremehkan hak kesulungan. Maka, dengan segala daya upaya, Esau dan Ribka merebut hak kesulungan itu agar bisa dimanfaatkan demi keselamatan seluruh bangsa.

Dalam perencanaan dan usaha untuk meraihnya itu, ternyata secara diam-diam, Allah turut berkarya dan mengarahkan perencanaan dan strategi manusia, untuk karya keselamatan. Orang di zaman modern ini sering lupa bahwa Tuhan tetap ada, menyusup, dan berkarya di balik perencanaan-perencanaan yang dibuat oleh manusia. Ia akan tekun mendampingi proses manusia dalam meraih cita-citanya. Namun, manusia pun harus tekun dalam proses mencapai cita-cita yaitu dengan membuat perencanaan, dan melaksanakannya dengan keterbukaan pada Kehendak Allah.

Dalam menghadapi masa depan, kita sering mengalami "kegelapan" dan situasi "terombang-ambing". Kita seolah-olah "bergulat" dan "bergumul" dengan kehidupan. Situasi inilah yang oleh Yakub dialami sebagai "bergulat dan bergumul" dengan Allah sendiri. Namun, dalam situasi pergumulan itulah, Yakub mengalami "takluk", menyerah pada Allah yang selalu memenangkan setiap pergumulan.

Pada situasi pergumulan itu, janji Allah terjadi, "Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau kemana pun engkau pergi". Yakub menanggapi "sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini dan aku tidak mengetahuinya, ... Alangkah dahsyatnya tempat ini..." Kej.28, 16-17). Orang sering lupa bahwa Tuhan selalu menyertai umat-Nya dalam kegelapan hidup/ khususnya dalam kesulitan dalam meraih cita-cita.

Orang muda pun selalu disertai Tuhan dalam menghadapi cita-citanya. Kesulitan dan kegelapan pastilah berlalu dan berhasil diatasi jika orang muda membuka hati dan budi pada bimbingan Tuhan. Dalam hal ini, jika orang muda mau bertanya dan terbuka terhadap orangtua, pembimbing rohani, maupun ajaran Gereja, maka Allah membimbing dia untuk mewujudkan cita-citanya. Jika kita tetap tekun dan setia memperjuangkan cita-cita, kita akan berhadapan dengan sistem yang membuat hambatan atas cita-cita kita. Namun jika kita tetap setia memperjuangkan cita-cita yang luhur, Tuhan pasti memberikan jalan. Siapa yang setia pasti akan memetik buah yang manis pada masanya. Dengan cinta, seperti cinta Yakub pada Rahel, kita bisa bertekun dan bahkan berkorban. Kendati sistem yang diterapkan oleh Laban merugikan Yakub dan sistem sosial-budaya memaksa Yakub menikahi Lea yang tidak dicintainya, namun karya Tuhan tetap berkarya karena dia setia bertekun dan berkorban dalam sistem yang tidak adil itu.

Bagaimanapun perubahan akan terjadi jika orang orang yang bercita-cita tinggi mau bertekun dan rela berkorban dengan penuh cinta. Jika menghadapi diri sendiri yang dikasihi Allah saja tidak berani, bagaimana mau menghadapi hidup di masa depan yang menghampar di depan mata kita? Cara yang paling mendasar bagi setiap orang beriman ialah dengan berdoa. Dengan berdoa kita mengheningkan diri, menemui diri sendiri dan Tuhan seorang diri. Seperti Yakub hendaknya orang beriman selalu meminta berkat. Dari pengalaman· Yakub kita belajar bahwa doa dan penemuan diri harus diperjuangkan dengan susah payah seperti lazimnya pergulatan, sampai ia terpelecok sendi pangkal pahanya. Dengan itu Yakub mengalami "penemuan diri" dan punya "jatidiri yang baru" karena ia berani menghadapi dirinya sendiri yang selalu diberkati Allah. Doa adalah ayunan hati kepada Tuhan. Untuk membentuk sikap doa dalam hidup sehari-hari, Gereja mengajarkan agar kita menyisihkan waktu dan tempat khusus untuk berdoa. Dengan demkian, identitas kita,menjadi diperbarui terus menerus, kita makin mantap dan berani menghadapi hidup bersama Allah.

Beberapa pesan yang bisa kita tangkap dari pergulatan Yakub sebagai bekal pergumulan kita adalah:

1. Berkat Allah tidak eksklusif. Yakub menerima berkat Allah namun Esau juga tidak diabaikan Allah. Berkat itu juga untuk anda! Apakah Anda percaya?

2. Penglihatan Yakub menunjukkan bahwa Allah tak selamanya "tersembunyi". Allah bahkan sering kali meneguhkan orangorang pilihan-Nya. Bagaimanakah dengan pengalaman Anda?

3. Allah sering kali tampak membiarkan orang berjuang sendiri. Sebenarnya apa yang dikehendaki-Nya? Apakah Allah sedang menghormati kebebasan dan daya kemampuan kita?

4. Yakub dan Esau berdamai. Perdamaian sungguh indah. Namun keindahan damai harus dibayar dengan kemauan untuk mengampuni dan berani meminta maaf dan memaafkan.

Apa pengalaman anda di lingkungan kita selama ini?

Share

Berlangganan Warta

Silakan masukkan Nama dan Email untuk berlangganan Warta dari website secara teratur.


Receive HTML?

Informasi Umum

Misa Mingguan


Minggu 08:00 dan 17:30

Misa Harian

Senin-Jumat 17:30 (Sementara Off)

Alamat Surat
Paroki Santa Theresia Balikpapan
 
Jalan Prapatan RT 23 No 1A 
Telpon 0542-421952 
Balikpapan

Pastor Paroki:
P. Frans Huvang Hurang MSF

Pastor Rekan:
P. Tarsy Asmat MSF